Oleh Ully Pitaloka

Kesadaran dan pemahaman kami bahwa putri kami membutuhkan sentuhan yang khusus untuk dapat memaksimalkan perkembangan bakat dan kemampuan yang belum tergali, pada tahun 2007, sempat terpikir oleh kami untuk mencari model pendidikan lain. Berbekalkan beberapa informasi yang kami peroleh, mulailah kami mencari informasi tentang homeschool. Dengan sedikit informasi yang ada, kami ?

Mendengar gaya belajar yang sepertinya terdengar asyik, Lala putri kami, yang saat itu baru berusia 8 tahun langsung menanggapi dengan antusias. Keterbatasan dan keraguan kamilah yang membuat kami mengulur-ulur waktu untuk segera menerapkan homeschool.

Banyak sekali alasan yang membuat kami ragu….ketidakmampuan saya menjadi guru 24 jam bagi Lala, putri kami, menjadi alasan utama yang membuat kami belum berani melangkah. Pengakuan pemerintahm ijasah, kurikulum, penolakan keluarga, masalah sosialisasi yang sering terdengar negative, dan tidak ada dukungan dari suami pun menjadi alasan kami untuk belum menjadi pelaku homeschool saat itu.

Dengan berat hati, karena tidak ada pilihan, kami tetap mengantar Lala ke sekolah setiap hari seperti biasa. Keluhan-keluhan Lala bahwa dia sering disepelekan di sekolah karena dianggap masih kecil (karena usianya masih lebih muda dibandingkan dengan teman-teman sebayanya) dan tidak punya hak bicara, dan sering dianggap tidak bisa apa-apa, menjadi keluhan harian yang sudah menjadi hal yang biasa kami dengar setiap hari tanpa bisa berbuat apa-apa, selain diam.

Sementara waktu berjalan, Lala tetap kami antar ke sekolah, tapi kami terus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang homeschool.

Sampai akhirnya, menjelang UASBN SD, Lala mengeluh: sekian banyak pelajaran yang “seolah” tidak ada gunanya lagi karena pada semester kedua, sekolah focus pada drilling 3 mata pelajaran persiapan UASBN.

Keluhan ini lah yang akhirnya membuka kembali keinginan kami untuk menjalankan homeschool bagi Lala pada jenjang SMP.

Pencarian informasi pun kami gencarkan, dan akhirnya, dengan dukungan penuh dari suami dan semangat Lala untuk berhomeschool, mulailah kami melangkah memasuki dunia homeschool yang penuh tantangan yang mengasyikkan.

Kini, hampir satu tahun sudah Lala dengan pendampingan kami sebagai orangtua, melakukan homeschool mandiri. Semakin hari, kami semakin yakin dan mantap dengan pilihan ini.

Dan tulisan ini, semoga bermanfaat bagi keluarga yang lain, tanpa merasa bahwa kami sudah menjadi yang terbaik.




Leave a Reply.

    KOPER MANDIRI

    KOPER MANDIRI adalah Komunitas Homeschooling yang memfasilitasi semua aktivitas Pendidikan Karakter Anak. Sekalipun merupakan Komunitas Homeschooling, namun KOPER MANDIRI menerima anggota dari berbagai macam latar belakang metode pendidikan, sekalipun tidak menjalankan Homeschooling.

    Archives

    April 2012

    Kategori

    All
    Cerita Hser
    Homeschooling
    Liputan Hs
    Resume